Jumat, 03 Mei 2013

KETERAMPILAN BELAJAR


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebuah proses belajar mempunyai unsur-unsur yang penting di dalamnya yang berpengaruh terhadap hasil belajar itu sendiri. Dalam suatu proses belajar pasti ada hambatan-hambatan dan masalah yang dihadapi oleh siswa. Masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir dengan berbagai cara atau metode. Salah satunya adalah dengan cara menguasai keterampilan-keterampilan belajar.
Keterampilan belajar dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam aspek terpenting dalam belajar; pertama untuk lebih memahami konsep  belajar untuk belajar, dan yang kedua menekankan implikasi praktis dari konsep tersebut pada aplikasi nyata dalam aktivitas sehari-hari seperti proses belajar mengajar, training, konseling, pengembangan program dan melaksanakan program di dalam lingkup akademik (Djamal, 2006 : 10).
B.      Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dari keterampilan belajar?
2. Bagaimana penerapan keterampilan belajar dalam BK?
C.      Tujuan
1. Mampu memahami konsep dasar keterampilan belajar.
2. Dapat menerapkan keterampilan belajar dalam layanan BK di sekolah.
D.      Manfaat
Untuk memberikan pengetahuan mengenai keterampilan belajar serta penerapannya dalam bimbingan dan konseling. Selain itu, karya ilmiah ini bermanfaat untuk para konselor sebagai salah satu acuan untuk mengevaluasi diri mengenai proses belajar yang biasa dilaksanakan kepada siswa. Serta, untuk dijadikan bahan memecahkan permasalahan yang sejenis.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      KONSEP DASAR KETERAMPILAN BELAJAR
1. Pengertian Keterampilan Belajar
Definisi tentang keterampilan belajar seringkali didasarkan pada daftar keterampilan yang spesifik seperti mengorganisasi, memproses, dan menggunakan informasi yang diperoleh dari aktivitas membaca (Salinger, 1983). Barangkali definisi paling baik digunakan untuk menjelaskan keterampilan belajar adalah suatu keterampilan yang dapat mengembangkan kemandirian siswa dalam belajar (Dean, 1977 dalam Maher & Zins, 1987) Moh. Surya (1992 : 28) mengungkapkan bahwa keterampilan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat neuromuscular, artinya menuntut kesadaaran yang tinggi. Dibandingkan dengan kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan yang lebih membutuhkan perhatian serta kemampuan intelektualitas, selalu berubah dan sangat disadari oleh individu.
Secara khusus, keterampilan belajar merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh, mempertahankan, serta mengungkapkan pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan (Marshak & Burkle, 1981 dalam Maher & Zins, 1987). Dalam memperoleh keterampilan belajar, siswa akan menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga menjadi lebih bertanggungjawab terhadap kegiatan belajarnya.
2.     Hakikat Keterampilan
Hakikat keterampilan belajar meliputi empat unsur utama yaitu:
a.      Transformasi Persepsi Belajar
Dalam berbagai hal guna meningkatkan keahlian belajar dalam basic skills (membaca, menulis dan mendengar) ataupun dalam menangani rasa takut dan kecemasan. Transformasi ini tidak hanya melatih kemampuan kognitif saja akan tetapi juga meliputi domain afektif dan psikomotorik dari setiap orang. Sehingga mampu menunjukkan pemahaman tentang keterampilan dan strategi belajar yang diperlukan untuk sukses di sekolah.
b.     Keterampilan Manajemen Pribadi
Kemampuan menerapkan pengetahuan keterampilan belajar dan kekuatan (potensi) belajar yang dimilikinya untuk mengembangkan strategi guna memaksimalkan dan meningkatkan pembelajaran sehingga dapat meraih kesuksesan belajar di sekolah menengah.
c.      Interpersonal Dan Keterampilan Kerjasama Tim
Kemampuan mengidentifikasi dan menjelaskan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam hubungan interpersonal dan kerjasama tim. Selain itu, juga menunjukkan kemampuan yang tepat untuk menerapkan keterampilan interpersonal dan kerjasama tim dalam berbagai lingkungan belajar.
d.     Kesempatan Eksplorasi
Mengembangkan portofolio dokumen yang terkait dengan penilaian diri, penelitian, dan ekplorasi karir yang diperlukan untuk merencanakan jalur untuk keberhasilan sekolah menengah.
Keempat unsur itu merupakan ciri keterampilan belajar yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran keterampilan belajar keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses internalisasi keterampilan belajar di dalam sikap belajarnya secara utuh dan sempurna sehingga dapat mengurangi kemungkinan kebuntuan dalam belajar (learning shutdown).
3.     Tujuan Penerapan Keterampilan Belajar
Tujuan penerapan keterampilan belajar adalah sebagai berikut:
1)     Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
2)     Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
3)     Membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar.
4.     Karakteristik Siswa yang Memiliki Keterampilan Belajar
Beberapa karakteristik siswa yang memiliki keterampilan belajar, antara lain :
a.      Percaya diri (Self-Esteem)
b.     Tidak menyandarkan diri pada orang lain (independence)
c.      Mampu merekonstruksi belajar sesuai dengan dirinya (mengorganisasi belajar)
d.     Mampu berinisiatif sendiri
e.      Bertanggung jawab (responsibility)
f.      Mampu berpikir logis dalam mengarahkan tujuan belajar
g.     Mempunyai kemampuan fleksibilitas dan adaptabilitas yang tinggi terhadap lingkungan
h.     Selalu mempunyai gagasan baru (kreatif)
5.     Aspek-aspek Keterampilan Belajar
                   a.        Cara Mengatur Waktu dan Lingkungan
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan input.
Cara-cara mengatur waktu:
a)     Membuat daftar “kerjaan”.
b)     Membuat jadwal harian/mingguan.
c)     Merencanakan jadwal yang lebih panjang (bulanan).
d)     Belajarlah dengan rutin setiap hari tetapi degan frekuensi waktu yang tidak terlalu lama.
e)     Atur waktu belajar sekitar 5-10 menit saja.
f)      Dahulukan pelajaran yang dianggap sulit.
Cara-cara mengatur lingkungan:
1.     Sebelum kegiatan belajar dimulai, lingkungan fisik hendaknya ditata sehingga tampak menyenangkan.
2.     Buku, jurnal, majalah, surat kabar, atau media lain, yang hendak dijadikan sebagai sumber belajar perlu ditempatkan di dekat kegiatan belajar peserta didik.
                   b.        Cara Mengikuti Pelajaran
Cara-cara mengikuti pelajaran adalah:
1.     Niat
Semenjak melangkahkan kaki meninggalkan rumah pergi ke sekolah, siswa harus sudah berniat dan membulatkan tekad untuk mencari ilmu yang tidak lupa diiringi dengan doa. Dengan niat yang kuat dan dilandasi dengan doa menurut agama masing-masing, akan memperoleh hasil belajar yang baik.
2.     Kemauan yang kuat
Kemauan adalah modal yang penting dalam belajar, maka dengan kemauan belajar yang kuat dan usaha yang keras akan diperoleh hasil yang lebih baik. Kemauan yang tidak diiringi dengan usaha adalah separuh dari kegagalan. Oleh sebab itu, pelajar yang ingin sukses dalam belajar harus siap siaga dan tak gentar menghadapi rintangan dan kesulitan.
3.     Perhatian
Seorang pelajar harus dapat memfungsikan alat pengindraannya sebaik mungkin untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ia harus pandai menyikapi mana yang dianggap penting dan mana yang harus banyak diulang.
4.     Konsentrasi
Konsentrasi berarti pemusatan pikiran dan perasaan pada suatu masalah. Dalam hal ini, seorang pelajar dalam belajar harus bisa memusatkan perhatiannya pada masalah pelajaran yang sedang dihadapi.
5.     Apersepsi
Apersepsi adalah mempersiapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk menerima hal-hal dan pengetahuan yang baru sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat memperoleh hasil yang memuaskan.
6.     Catatan
Catatan ada 2 macam :
a.      Catatan resmi adalah catatan mengenai apa yang dituliskan oleh guru sebagai rangkuman materi pelajaran yang telah disajikan.
b.     Catatan tidak resmi adalah catatan hasil jerih payah seorang pelajar untuk memperoleh poko-pokok, inti, isi atau kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari.
7.     Bertanya
Dengan bertanya materi pelajaran yang disajikan oleh guru akan menjadi lebih jelas. Oleh sebab itu, apabila belum ada kejelasan dari keterangan guru hendaklah berani bertanya.
                   c.        Cara Membaca Buku Teks
Ada banyak metode membaca, metode ini merupakan hasil riset dari para ilmuwan tentang cara membaca yang efektif. Salah satunya adalah metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Metoda SQ3R memberikan strategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan.
Ada lima tahapan proses dalam membaca dengan metode SQ3R ini, yaitu:
1.     Survey atau meninjau
Baca Judul - Baca Pendahuluan – Baca Kepala Judul/Subbab – Perhatikan Grafik, Diagram – Perhatikan Alat Bantu Baca.
2.     Question atau bertanya
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan.
Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu pada suatu kolom dengan lebar 1/3 halaman kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca. Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di SMA” dan kepala judulnya adalah “Manfaatkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahmu”. Pertanyaan yang dapat kita mundulkan adalah “Mengapa kita harus memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler?” dan “Bagaimana caranya kita bisa ikut terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler?”.
3.     Read atau membaca
Bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan. Dan jangan membaca di tempat tidur.
4.     Recite atau menuturkan
Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
5.     Review atau mengulang
Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
                   d.        Cara Membuat Ringkasan
Ringkasan merupakan sekumpulan berbagai informasi untuk mempermudah pemahaman. Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Sedangkan menurut Asmi (2004), Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.\
Cara-cara membuat ringkasan yang baik diantaranya:
1.     Bacalah bahan pelajaran secara ringkas. Dalam hal ini kita perlu memperoleh gambaran isi materi secara garis besar.
2.     Membaca uraian materi secara cermat. Dalam hal ini dituntut untuk mengetahui dan menemukan gagasan utama pada setiap paragraf.
3.     Berilah tanda dan catatlah kalimat yang mengandung pokok pikiran dan gagasan utama.
4.     Mulailah menyusun ringkasan. Catatan gagasan utama dikembangkan lagi. Keterangan dari gagasan utama tersebut diuraikan dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami.
5.     Menyusun ringkasan ke dalam suatu skema. 
                   e.        Penggunaan Sumber-Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Berdasarkan pengertian di atas, sumber belajar terbagi atas enam jenis:
1)     Sumber berupa pesan (informasi, bahan ajar, cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya),
2)     Manusia (guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya),
3)     Bahan (buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya),
4)     Peralatan (perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya),
5)     Teknik/metode (disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya),
6)     Lingkungan/setting (ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya).
Secara garis besar, sumber belajar terdiri atas:
a)     Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b)     Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Prosedur pemilihan sumber belajar adalah (1)  mempelajari kurikulum, (2) menetapkan kompetensi siswa yang hendak dicapai, (3) memilih dan menentukan materi yang akan disajikan, (4) memilih dan menentukan jenis dan sumber belajar, (5) mengembangkan sumber belajar, (6) mengevaluasi sumber belajar.
sebelum menentukan sumber belajar, guru perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1)     Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan suatu sumber
belajar (yang memerlukan biaya).
2)     Teknisi (tenaga), apakah guru atau pihak lain yang mengoperasikan alat
yang digunakan sebagai sumber belajar.
3)     Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau dan mudah
dilaksanakan.
4)     Bersifat fleksibel, maksudnya sumber belajar jangan bersifat kaku atau
paten tapi harus mudah dikembangkan.
5)     Relevan dengan tujuan pengajaran.
6)     Dapat membantu efisiensi dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran.
7)     Memiliki nilai positif bagi proses pengajaran khususnya bagi peserta didik.
8)     Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang.
                    f.        Cara Menyiapkan Diri Untuk Menghadapi Tes dan Cara Mengerjakan Tes
Agar seorang siswa dapat mengerjakan tes dengan baik, maka dia harus mempersiapkan diri, baik itu persiapan secara psikologis, maupun untuk melakukan review sebelumnya. Persiapan tes dapat dilakukan dengan persiapan mental, menjaga kesehatan tubuh, dan percaya pada kemampuan diri sendiri.
Belajar-Pasca Belajar
Beberapa hal yang dapat dilakukan selama maupun setelah belajar, diantaranya
·       Review catatan segera setelah pembelajaran di kelas,
·       Review catatan dengan singkat sebelum masuk pembelajaran di kelas berikutnya,
·       Jadwalkan waktu yang agak lama untuk review catatan tersebut secara periodik.
Mengantisipasi Soal Ujian
Siswa dapat mengantisipasi soal ujian dengan mengira-ngira soal yang akan keluar dengan:
·       Perhatikan setiap pedoman belajar (poin utama, bab, subbab, handsout, dll.)
·       Pelajari soal-soal ujian sebelumnya atau dapat mempelajari soal-soal Latihan Mandiri (LM)
·       Berdiskusilah dengan teman untuk menebak kira-kira soal apa yang akan keluar dalam ujian.
Tips Saat Ujian                                                             
Saat pelaksanaan ujian dapt dilakukan:
·       Datang dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
·       Tenang, percaya diri, sudah siap sedia, dan akan mengerjakan ujian dengan baik.
·       Preview soal-soal ujian dulu (terutama untuk soal uraian atau yang memiliki waktu yang cukup banyak), luangkan 10% waktu untuk membaca soal lebih mendalam.
·       Jawab soal-soal ujian secara stretegis, dengan mulai menjawab pertanyaan yang mudah, kemudian dengan soal-soal yang sukar.
·       Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, etahuilah jawaban mana yang harus dipilih/ditebak.
·       Ketika mengerjakan soal ujian esai/uraian, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
·       Sisihkan 10% waktu ujian untuk memerikasa ulang jawaban yang telah dikerjakan.
·       Analisa hasil ujian, setiap ujian dapat membantu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya.

B.    PENERAPAN KETERAMPILAN BELAJAR DALAM BK
Dalam bimbingan konseling, konselor dapat menerapkan bimbingan belajar untuk mengembangkan keterampilan belajar dengan melaksanakan bimbingan belajar. Bimbingan belajar menurut Yusuf (2009) adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam belajar dan memecahkan masalah-masalah belajar. Sedangkan menurut Yusuf, Nurikhsan (2006) mengartikan bahwa bimbingan belajar adalah sebagai bimbingan yang diarahkan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah belajar. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap :
                           a.        Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar
                           b.        Pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar
                           c.        Pemberian bantuan pengentasan masalah
Langkah-langkah yang ditempuh dalam bimbingan:
a)     Menentukan masalah
b)     Pengumpulan data
c)     Analisis data
d)     Diagnosis
e)     Prognosis
f)      Treatment/terapi
g)     Tindak lanjut/follow up
Dalam bimbingan belajar, keterampilan belajar amat penting untuk diterapkan. Berbagai cara belajar yang dimiliki, akan sangat mendukung para konselor mengembangkan kemampuan dan potensi para siswa khususnya pada bidang akademik dengan menerapkan berbagai keterampilan belajar ini. Meskipun demikian, keterampilan belajar perlu didukung oleh program bimbingan untuk dapat mengembangkan keterampilan belajar siswa melalui:
1.     Inventarisasi tingkat penguasaan keterampilan belajar siswa,
2.     Sikap dan kebiasaan belajar siswa,
3.     Pengetahuan yang memebantu siswa mengembangkan potensi diri dengan mengembangkan keterampilan belajar.
4.     Peran konselor sekolah sebagai ahli yang memiliki kemampuan memandirikan siswa
5.     Mampu menuangan atau memberdayakan semua potensi sekolah ke dalam pengembangan program bimbingan dan konseling sekolah.

                                                            BAB III                                          
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan belajar adalah suatu keterampilan yang spesifik seperti mengorganisasi, memproses, dan menggunakan informasi yang diperoleh dari aktivitas belajar seperti membaca yang dapat mengembangkan kemandirian siswa dalam belajar. Cara menerapkan keterampilan belajar adalah dengan melaksanakan bimbingan belajar. Hal tersebut akan sangat mendukung para konselor mengembangkan kemampuan dan potensi para siswa khususnya pada bidang akademik dengan menerapkan berbagai keterampilan belajar.



DAFTAR PUSTAKA
Admin.(2012). Fungsi Sumber Belajar dan Penggunaan Sumber Belajar. Diunduh pada 15 April 2013 pukul 20.42 WIB dari  (http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/10/fungsi-sumber-belajar.html).
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono.2004.Psikologi Belajar.Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Anggun.(2012). Keterampilan-Keterampilan Belajar. Diunduh pada 14 April 2013 13.33 WIB dari (http://goenable.wordpress.com/2012/01/05/keterampilan-keterampilan-belajar/).
Bimbingan dan Konseling. (2010). Cara Efektif Membaca Buku Teks dengan Teknik SQ3R. Diunduh pada 14 April 2013 pukul 13.09 WIB dari (http://piagetclassblog.blogspot.com/2010/10/bimbingan-belajar-cara-efektif-membaca.html).
Idrus, Shofiyah Al. Sumber Belajar. Diunduh pada 15 April 2013 pukul 20.42 WIB dari (http://blog.um.ac.id/shofiyahalidrus/edukasi/sumber-belajar/).
Larasati, Rena. (2011). BAB II KONSEP KETERAMPILAN BELAJAR DAN PROGRAM BIMBINGAN. Diunduh pada 14 April 2013 pukul 12.50 WIB dari (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bk_054870_chapter2.pdf).
Maulana, Fachri L. (2012). Cara Membuat Ringkasan yang baik. Diunduh pada 15 April 2013 pukul 20.43 WIB dari (http://fachrimaulana.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-ringkasan-yang-baik.html).
Munir, Misbahul. (2012). Tips Mengatur Waktu Belajar. Diunduh pada 14 April 2013 pukul 12.51 WIB dari (http://www.recycl3r.com/2012/10/tips-mengatur-waktu-belajar.html).
Nugroho, Agung. (2011). Cara Mengikuti Pelajaran. Diunduh pada 14 April 2013 pukul 12.53 WIB dari (http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/CARAMENGIKUTIPELAJ_agungnugroho_13059.pdf).
Prayitno dan Erman Amti. 2008. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Rifa’i, Achmad dan Catharina. 2012. PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Semarang: UPT UNNES PRESS.
Setya, Ningsih. (2011). Cara Mengikuti Pelajaran. Diunduh pada 14 April 2013 pukul 12.53 WIB dari (http://ningsihsetya99.wordpress.com/2011/03/01/cara-mengikuti-pelajaran/).
Syaputra, Elnino. (2013). Bimbingan Belajar dalam Bimbingan Konseling. Diunduh pada 16 April 2013 pukul 08.45 WIB dari (http://ewintribengkulu.blogspot.com/2013/04/pengertian-bimbingan-belajar.html).

3 komentar:

  1. Terima kasih atas penjelasannya yang sangat lengkap.

    Semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan semua guru dan siswa di Indonesia.

    BalasHapus
  2. It is additionally the obligation of medical care experts to give protected and successful mediations to help physical and psychological wellness without disagreeable incidental effects. Wellbeing administrations additionally need to think about imbalances of wellbeing and https://wellnesspitch.com search out those people who can't get to medical care administrations or who don't ordinarily profit from customary wellbeing administrations.

    BalasHapus