STRUKTUR
KURIKULUM (INTI DAN MUATAN LOKAL)
A. Pengertian
Muatan Lokal
Pelakasanaan
kurikulum yang disempurnakan haruslah berorientasi lingkungan, yaitu dengan
cara melaksanakan program muatan lokal. Muatan lokal adalah program pendidikan
yang isi media penyimpanannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan
sosial, serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedangkan anak didik di
daerah itu itu wajib mempelajarinya. Dengan demikian, kita harus benar-benar
memperhatikan karakteristik lingkungan daerah dan juga kebutuhan daerah
tersebut dalam proses perencanaan kurikulum.Lingkungan alam adalah lingkungan alamiah yang ada di
sekitar kehidupan kita, berupa benda-benda mati yang terbagi dalam empat
kelompok lingkungan, yaitu: (1) pantai, (2) dataran rendah termasuk didalamnya
daerah aliran sungai, (3) dataran tinggi, dan (4) pegunungan atau gunung.Dengan
kata lain, lingkungan alam adalah lingkungan hidup dan tidak hidup tempat
makhluk hidup tinggal dan membentuk ekosistem. Sedangkan lingkungan sosial adalah
lingkungan dimana terjadi interaksi orang peorang dengan kelompok sosial atau
sebaliknya, dan antara kelompok sosial dan kelompok lain. Pendidikan sebagai
lembaga sosial dalam system sosial dilaksanakan di sekolah, keluarga, dan
masyarakat, itu perlu dikembangkan di daerah masing-masing. Penjelasan PP
No.28/1990 menunjukan perlunya perencanaan kurikulim lokal yang bermuara pada
hal yang bekaitan dengan tujuan pendidikan nasional dan pembangunan bangsa. Selanjutnya,lingkungan
budaya adalah daerah
dalam pola kehidupan masyarakat yang berbentuk bahasa daerah, serta tatacara
dan tatakrama khas daerah. Lingkungan sosial dalam pola kehidupan daerah
berbentuk lembaga-lembaga masyarakat dengan peratutan-peraturan yang ada
berlaku didaerah itu dimana sekolah dan peserta didik berada. Sebagai
contoh,lembaga-lembaga yang ada dimasyarakat adalah Kelurahan, RT, RW, LKMD,
KUD, Puskesmas, Posyandu, Majelis Taklim, dan remaja masjid, serta
peraturan-peraturan yang berlaku, misalnya tata cara dalam pelaporan tamu pada
kelurahan, Peraturan kependudukan, dan tata cara mengajukan permohonan untuk
kunjungan.
B. Tujuan
Pelaksanaan Program Muatan Lokal
Muatan
lokal diberikan dalam rangka pengenalan pemahaman dan pewarisan nilai
karakteristik daerah kepada peserta didik. Rapat Kerja Nasional tentang
pendidikan telah menggariskan secara kurikuler bahwa program muatan lokal
dimasukkan dalam kurikulum. Alokasi waktu untuk melaksanakan program muatan
lokal maksimal sebanyak 20% dari keseluruhan program kurikulum yang berlaku.
Pemberian alokasi waktu yang maksimal 20% ini penting karena kita harus memelihara hubungan akrab antara peserta didik dengan lingkungannya, serta adanya usaha pewarisan dan pemeliharaan sifat khusus berupa diselenggarakannya pendidikan yang dapat mengenalkan dan menemukan sedini mungkin maksud tersebut. Oleh karena itu, kurikulum sekolah harus diorientasikan kepada lingkungan daerah setempat. Dengan kata lain, sekolah harus dapat memanfaatkan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.
Pemanfaatan lingkungan alam,sosial,dan budaya suatu daerah sebagai sumber belajar atau sebagai bahan pengajaran mempermudah peserta didik dalam memahaminya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ausuebel (1969) bahwa penyampaian bahan kepada siswa harus diawali dengan pengenalan tentang apa yang ada disekitarnya. Jadi, peserta didik akan memiliki pemahaman dan juga wawasan yang mantap tentang lingkungan sekitar/daerahnya. Bagaimanapun, bukan berarti hal ini akan membatasi upaya peserta didik untuk menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pelaksanaan muatan lokal selain dimaksudkan untuk mempertahankan kelestarian, juga untuk melakukan usaha pembaruan atau modernisasi. Selain itu, pelaksanaan muatan lokal juga bermaksud untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada di daerah itu sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan daerah, sekaligus mencegah terjadinya depopulasi (pengurangan / penyusutan penduduk) daerah itu dari tenaga produktif. Secara ringkas,dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program muatan lokal bertujuan :
Pemberian alokasi waktu yang maksimal 20% ini penting karena kita harus memelihara hubungan akrab antara peserta didik dengan lingkungannya, serta adanya usaha pewarisan dan pemeliharaan sifat khusus berupa diselenggarakannya pendidikan yang dapat mengenalkan dan menemukan sedini mungkin maksud tersebut. Oleh karena itu, kurikulum sekolah harus diorientasikan kepada lingkungan daerah setempat. Dengan kata lain, sekolah harus dapat memanfaatkan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.
Pemanfaatan lingkungan alam,sosial,dan budaya suatu daerah sebagai sumber belajar atau sebagai bahan pengajaran mempermudah peserta didik dalam memahaminya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ausuebel (1969) bahwa penyampaian bahan kepada siswa harus diawali dengan pengenalan tentang apa yang ada disekitarnya. Jadi, peserta didik akan memiliki pemahaman dan juga wawasan yang mantap tentang lingkungan sekitar/daerahnya. Bagaimanapun, bukan berarti hal ini akan membatasi upaya peserta didik untuk menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pelaksanaan muatan lokal selain dimaksudkan untuk mempertahankan kelestarian, juga untuk melakukan usaha pembaruan atau modernisasi. Selain itu, pelaksanaan muatan lokal juga bermaksud untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada di daerah itu sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan daerah, sekaligus mencegah terjadinya depopulasi (pengurangan / penyusutan penduduk) daerah itu dari tenaga produktif. Secara ringkas,dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program muatan lokal bertujuan :
a.
Tujuan langsung
1.
bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid;
2.
sumber belajar didaerah, dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan;
3. murid dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang ditemukan disekitarnya;
3. murid dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang ditemukan disekitarnya;
4.
murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya
yang terdapat didaerahnya.
b.
tujuan tak langsung
1.
murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya;
2.
murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya;
3.
murid menjadi akrab dengan lingkungan sendiri.
Dengan
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, besar kemungkinan murid dapat
mengamati dan melakukan percobaan kegiatan belajar sendiri. Belajar mencari,
mengolah, menemukan informasi sendiri, dan menggunakan informasi untuk
memecahkan masalah yang ada dilingkungannya merupakan pola dasar dari belajar.
Belajar tentang lingkungan mempunyai daya tarik tersendiri bagi seorang anak.
Jean Piaget (1958) mengatakan bahwa makin banyak seorang anak melihat dan
mendengar, makin ingin ia melihat dan mendengar. Lingkungan secara keseluruhan
mempunyai pengaruh terhadap cara belajar seseorang.menegaskan bahwa lingkungan
zsebagai kondisi,daya,dan dorongan eksternal dapat memberikan suatu situasi
kerja disekitar murid.Karena itu,lingkungan secara keseluruhan dapat berfungsi
sebagai daya untuk membentuk dan memberi kekuatan atau dorongan eksternal untuk
belajar pada seseorang.
Namun demikian, aplikasi program muatan lokal tersebut dapat tecapai dengan baik jika pendidik dan kepala sekolah dapat mengembangkannya sesuai dengan asas-asas pengembangan kurikulum yang berlaku dan dapat mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan program tersebut.Pelaksanaan muatan lokal disekolah ini tidak akan dapat berjalan lancar dan mendapatkan hasil optimal kalau tidak didukung oleh semua pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan ,karena dalam pelaksanaan muatan lokal ada beberapa hal yang tidak mungkin dapat dilaksanakan sendiri oleh pihak disekolah,misalnya sarana-prasarana,narasumber,dan juga biaya. Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaannya sangatlah diharapkan. Dengan kata lain, sekolah harus dapat memanfaatkan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.
C. Kedudukan Muatan Lokal dalam Kurikulum Nasional
Namun demikian, aplikasi program muatan lokal tersebut dapat tecapai dengan baik jika pendidik dan kepala sekolah dapat mengembangkannya sesuai dengan asas-asas pengembangan kurikulum yang berlaku dan dapat mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan program tersebut.Pelaksanaan muatan lokal disekolah ini tidak akan dapat berjalan lancar dan mendapatkan hasil optimal kalau tidak didukung oleh semua pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan ,karena dalam pelaksanaan muatan lokal ada beberapa hal yang tidak mungkin dapat dilaksanakan sendiri oleh pihak disekolah,misalnya sarana-prasarana,narasumber,dan juga biaya. Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaannya sangatlah diharapkan. Dengan kata lain, sekolah harus dapat memanfaatkan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.
C. Kedudukan Muatan Lokal dalam Kurikulum Nasional
Sebagaimana dijelaskan diatas,
pendidikan harus berorientasi kepada lingkungan atau daerah, yaitu dengan cara
melaksanakan program muatan lokal. Muatan lokal adadalah program pendidikan
yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam,sosial
budaya, dan wajib dipelajari peserta didik didaerah itu. Dengan
demikian,kedudukan muatan lokal dalam kurikulum bukanlah mata pelajaran yang
berdiri sendiri, tetapi mata pelajaran terpadu, yaitu menjadi bagian mata
pelajaran yang sudah ada. Oleh karena itu, muatan lokal tidak mempunyai alokasi
waktu sendiri.
Muatan lokal diberikan secara terpadu
dengan muatan inti atau nasional. Dalam mata pelajaran tertentu, seperti
kesenian pendidikan olahraga dan kesehatan, serta pendidikan
keterampilan,muatan lokal dapat diberikan sebagai bagian dari mata pelajaran itu dengan menggunakan waktu
yang telah disediakan bagi mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan
demikian,muatan lokal dipakai untuk menerjemahkan pokok bahasa atau subpokok
bahasan dalam GBPP agar lebih relevan dengan minat belajar dan lebih efektif
dalam mencapai tujuan nasional. Dalam kaitannya dengan komponen
kurikulum, muatan lokal juga berposisi sebagai komponem kurikulum. Muatan lokal
adalah bahan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar yang dianggap penting
oleh pendidik atau masyarakat sekitar untuk dipelajari oleh anak didik sebagai
komponem kurikulum. Muatan lokal merupakan media penyampaian bahan muatan
lockal, itulah sebabnya, kedudukan muatan lokal dalam kurikulum berupa materi
dan media penyampaiannya.
Muatan lokal dalam kurikulum dapat
menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri atau menjadi bahan kajian suatu
mata pelajaran yang ada sebagai mata
pelajaran yang berdiri sendiri, muatan lokal mempunyai alokasi waktu
tersendiri. Tetapi, sebagai bahan kajian mata pelajaran, muatan lokal bisa
sebagai tambahan bahan kajian yang telah ada. Karena itu, muatan lokal bisa
mempunyai alokasi waktu sendiri dan bisa juga tidak. Muatan lokal sebagai mata
pelajaran yang berdiri sendiri tentu dapat diberikan alokasi jam pelajarannya.
Misalnya, mata pelajaran bahasa daerah, pendidikan kesenian, dan pendidikan
keterampilan. Demikian pula, muatan lokal sebagai kajian tambahan dari bahan
kajian yang telah ada atau sebagai satu pokok bahasan atau lebih yang dapat diberikan
alokasi waktunya. Tetapi, muatan lokal sebagai bahan kajian yang merupakan
penjabaran yang lebih mendalam dari pokok bahasan atau subpokok bahasan yang
telah ada, sukar untuk diberikan alokasi jam pelajaran tersendiri. Bahkan
muatan lokal berupa disiplin di sekolah, sopan santun berbuat, berbicara,
kebersihan serta keindahan sangat sukar, bahkan tidak mungkin diberikan alokasi
waktu.
D. Fungsi Muatan Lokal dalam Kurikulum
Nasional
Sebagai komponen kurikulum, muatan lokal
dalam kurikulum secara keseluruhan memiliki fungsi sebagai berikut:
1.
Fungsi
penyusuaian
Dalam
masyarakat, sekolah merupakan komponen sebab sekolah berada dalam lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu, program sekolah harus disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan daerah masyarakat. Demikian juga peribadi-peribadi
yang ada dalam sekolah yang hidup dalam lingkungan masyarakat, sehingga perlu
diupayakan agar setiap peribadi dapat menyesuaikan diri dan dan akrab debgan
daerah lingkungannya.
2.
Fungsi
integrasi
Peserta
didik adalah bagian integral dari masyarakat sehingga muatan lokal merupakan
program pendidikan yang berfungsi untuk mendidik, membentuk, dan
mengintegrasikan pribadi peserta pendidik dengan masyarakat.
3. Fungsi perbedaan
Peserta
didik yang satu dengan yang lain berbeda. Pengakuan atas perbedaan berarti
memberi kesempatan bagi setiap pribadi untuk memilih apa yang sesuai dengan
minat, bakat, dan kemampuannya. Muatan lokal adalah suatu program pendidikan
yang luwes, yaitu program yang pengembangannya disesuaikan dengan dengan minat,
bakat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik, lingkungan, dan daerahnya. Hal
ini bukan berarti muatan lokal akan mendidik setiap pribadi yang
individualistik, akan tetapi muatan lokal harus dapat berfungsi untuk mendorong
dan membentuk peserta didik ke arah kemajuan sosialnya dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar