A.
Tokoh :
Teori
perkembanagn karir (development career choice theory) Ginzberg merupakan
hasil kerjasama suatu tim yang mempelajari tentang pengaruh perkembangan
terhadap pemilihan karir. Kelompok ini terdiri dari Eli Ginzberg yang seorang ahli ekonomi, S. Ginzburg yang seorang psikiater, S. Axelrad yang seorang sosiolog, dan J. Herma yang merupakan seorang psikolog.
B.
Konsep :
Teori Ginzberg
dikembangkan pada tahun 1951. Teori Ginzberg mempunyai tiga unsur, yaitu proses (bahwa pilihan pekerjaan itu
adalah suatu proses), irreversibilitas
(bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa dirubah atau dibalik), dan kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu
kompromi antara faktor-faktor yang bermain, yaitu minat, kemampuan, dan nilai).
Teori ini kemudian, pada tahun 1970, direvisi. Proses yang semula berakhir pada
awal masa dewasa atau akhir masa remaja, kemudian dirumuskan bahwa tidak
demikian halnya tetapi berlangsung terus. Mengenai irreversibilitas, adanya
pembatasan pilihan tidak mesti berarti bahwa pilihan itu bersifat menentukan.
Apa yang terjadi sebelum orang berumur dua puluh tahun mempengaruhi kariernya.
Tersedianya kesempatan bisa saja menyebabkan orang berubah dalam pilihan
pekerjaannya.
Konsep kompromi
juga mengalami revisi sebagai hasil temuan-temuan risetnya. Konsep dasar
tentang kompromi tetap, yaitu bahwa dalam pemilhan pekerjaan ada unsur
kompromi. Hanya saja, hal itu bukan peristiwa sekali saja. Konsep optimisasi yang merupakan penyempurnaan
teorinya berarti bahwa setiap orang berusaha mencari kecocokan paling baik
antara minatnya yang terus mengalami perubahan, tujuan-tujuannya, dan keadaan
yang juga terus berubah. Kompromi bersifat dinamis dan berlangsung seumur hidup
.
Menurut
Ginzberg, Ginzburg, Axelrad dan Herma (1951) perkembangan dalam proses pilihan
pekerjaan mencakup tiga tahapan yang utama, yaitu fantasi, tentatif dan realistik.
1. Masa
Fantasi
Masa yang mencakup
usia sampai kira-kira sepuluh atau dua belas tahun. Ciri utama dari masa ini
adalah dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan, artinya asal pilih
saja. Pilihannya tidak didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai
kenyataan yang ada, tetapi pada kesan atau khayalan belaka. Seperti, anak yang
berumur lima tahun ingin menjadi tentara karena kegagahannya atau menjadi
dokter karena dokter umumnya bermobil mewah dan penghasilannya besar.
2. Masa
Tentatif
Dalam masa tentatif pun, pilihan karier orang
mengalami perkembangan. Mula-mula pertimbangan karier itu hanya berdasarkan
kesenangan, ketertarikan minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak
dipertimbangkan. Anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki
kemampuan (kapasitas) melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kapasitas itu cocok
dengan minatnya. Sewaktu anak bertambah besar, anak menyadari bahwa di dalam
pekerjaan yang dilakukan orang ada kandungan nilai, yaitu nilai pribadi dan
atau nilai kemasyarakatan bahwa kegiatan yang satu lebih mempunyai nilai dari padanya
lainnya. Dalam masa tentatif, terdapat beberapa masa diantaranya masa transisi yaitu masa peralihan sebelum
orang memasuki masa realistik. Dalam masa ini anak memadukan
orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya, yaitu masa orientasi
minat, orientasi kapasitas dan orientasi nilai.
3. Tahap
Realistik
a. Masa
Eksplorasi
Anak mulai
melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman
kerjanya dalam kaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai syarat untuk bisa
memasuki lapangan pekerjaan atau untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi.
b. Tahap
Kristalisasi
Dalam
kegiatan-kegiatan selama tahap eksplorasi, anak mungkin mencapai keberhasilan
tetapi mungkin juga kegagalan. Pengalaman-pengalaman berhasil dan gagal ini
ikut membentuk pola. Inilah tahap kristalisasi,
ketika anak mengambil keputusan pokok dengan mengawinkan faktor-faktor yang
ada, baik dari dalam diri (internal) maupun yang dari luar diri (eksternal).
c.
Tahap Spesifikasi
Saat tahap ini
anak memilih pekerjaan spesifik, maksudnya pekerjaan tertentu yang khusus.
Misalnya, jika anak memilih pekerjaan bidang pendidikan, ia akan mengkhususkan
pilihannya itu pada pekerjaan guru dan bukan pekerjaan lain di bidang
pendidikan. Di bidang keguruan, ia akan lebih khusus memilih guru dalam bidang
studi apa.
C.
Karakteristik
Teori Ginzberg :
Periode
|
Usia
|
Karakteristik
|
Fantasi
|
Masa kanak-kanak sebelum 11 tahun
|
1.
Tahap awal
murni berorientasi pada bermain
2.
Menjelang
akhir tahap ini bermain menjadi orientasi kerja
|
Tentatif
|
Awal masa remaja (usia 11 – 17 tahun)
|
1.
Proses
transisi yang ditandai oleh pengenalan secara berangsur-angsur persyaratan
kerja
2.
Pengenalan
bakat, minat, kemampuan, imblan kerja, nilai dan persefektif waktu
|
Realistik
|
Pertengahan masa remaja ( usia 17 tahun sampai awal
masa dewasa)
|
1.
Perintegrasian
tugas dan minat
2.
Kelanjutan
perkembangan nilai-nilai
3.
Spesifikasi
pilihan okupasi
4.
Kristalisasi
pola-pola okupasi
|
Keterangan :
1. Masa
Fantasi
Masa
ini mencakup usia sampai kira-kira sepuluh atau dua belas tahun. dalam memilih
pekerjaan anak bersifat sembarangan, artinya asal pilih saja. Pilihannya tidak
didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada, tetapi
pada kesan atau khayalan belaka.
2. Masa
Tentatif
Masa tentatif mencakup usia lebih kurag 11 sampai
18 tahun. rAnak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki
kemampuan (kapasitas) melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kapasitas itu cocok
dengan minatnya. Sewaktu anak bertambah besar, anak menyadari bahwa di dalam
pekerjaan yang dilakukan orang ada kandungan nilai, yaitu nilai pribadi dan
atau nilai kemasyarakatan bahwa kegiatan yang satu lebih mempunyai nilai dari
padanya lainnya.
3. Tahap
Realistik
a. Masa
Eksplorasi
Anak mulai melakukan eksplorasi dengan
memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya. Penilaian yang
dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kerja ini
mengental dalam bentuk pola-pola vokasional yang jelas.
b. Tahap
Kristalisasi
Anak mengambil keputusan pokok dengan
mengawinkan faktor-faktor yang ada, baik yang dari dalam diri (internal) maupun
yang dari luar diri (eksternal). Karena adanya tekanan keadaan ini, memaksa
anak untuk pada akhirnya mengambil keputusan.
c. Tahap
Spesifikasi
Anak memilih suatu bidang pekerjaan
spesifik, maksudnya pekerjaan tertentu yang khusus.
D.
Aplikasi
dalam Bimbingan Karier
1. Fantasi
Tahap fantasi mencakup usia
kira-kira <12 tahun atau bisa dikatakan anak yang masih duduk di bangku
sekolah dasar. Pada tahap ini karir tersebut masih sebatas angan, khayalan,
imajinasi atau fantasi dari individu tersebut. Bisa dikatakan dalam menentukan
cita-citanya anak SD atau yang berusia dibawah 12 tahun cenderung bersifat
bersifat sembarangan, pilihan tersebut tidak didasarkan pada pertimbangan yang
matang mengenai kenyataan yang ada tetapi pada kesan yang diterima terhadap
cita-cita tersebut. Misalnya seorang anak berusia 5 tahun yang ingin menjadi
polisi karena kegagahannya dan keberaniannya. Anak seperti percaya bahwa ia
dapat menjadi apa saja dan ini berdasarkan kesan yang diperolehnya mengenai
lingkungan sekitar.
Pada kasus diatas seorang
konselor dapat membantu anak tersebut dengan cara memperlihatkan, menggambarkan
atau menjelaskan tentang cita-citanya tersebut melalui bahasa ataupun
gambar-gambar yang mudah dipahami anak dibawah usia 12 tahun tanpa membatasi
cita-cita atau mimpi dari setiap individu tersebut karena tak dapat dipungkiri
juga karir setiap individu bisa berawal dari mimpi-mimpi yang tidak realistik.
2. Tentatif
Pada
tahap
tentatif usia berkisar antara 11
samai 18 tahun, siswa SMP dan SMA,
yang didalamnya meliputi 4 tahap yaitu minat, kapasitas, nilai dan transisi.
Pada tahap ini anak mulai menimbang-nimbang misalnya mempertimbangkan kemampuan
atau kapasitasnya. Namun
seringkali individu kurang dapat memahami hal tersebut untuk itu dapat
dibantu oleh konselor
melalui bimbingan karir dalam mengetahui bakat dan minat yang
dimilikinya sesuai umurnya. Pada siswa SMA
di kelas X dapat dibantu dalam memilih jurusan yang diinginkan sesuai
minat, kemampuan dan nilai yang dimilikinya.
3.
Realistik
Tahap ini berkisar >19
tahun atau usia saat perkuliahan atau bekerja. Masa ini bertahap meliputi
eksplorasi, kristalisasi, dan spesifikasi. Selama masa realistic anak melakukan
eksplorasi dan dengan menyatukan faktor internal dan eksternal, anak memasuki
masa kristalisasi dimana anak harus sudah mengambil keputusan, selanjutnya anak
memasuki masa spesifikasi yaitu mengambil keputusan yang khusus (spesifik)
misalnya dibidang pendidikan, pekerjaan guru, guru SMP, guru SD atau bidang
lain missal dokter, perawat, akuntan dan lain sebagainya.
Pada tahap ini konselor
dapat membantu melalui layanan bimbingan karir agar dapat memahami potensi,
bakat serta minat yang dimiliki untuk disesuaikan dengan pilihan karirnya.
DAFTAR PUSTAKA
Munandir.
1996. Program Bimbingan Karier di
Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
html ( di unduh pada hari Jum’at, 22 Maret 2013
pukul 17.21 WIB )
http://counselingcare.blogspot.com/2012/04/konseling-karir.html
( di unduh pada
hari
Senin, 25 Maret 2013 pukul 07.54 WIB )