Kamis, 28 Maret 2013

Teori Perkembangan Ginzberg



A.      Tokoh      :
Teori perkembanagn karir (development career choice theory) Ginzberg merupakan hasil kerjasama suatu tim yang mempelajari tentang pengaruh perkembangan terhadap pemilihan karir. Kelompok ini terdiri dari Eli Ginzberg yang seorang ahli ekonomi, S. Ginzburg yang seorang psikiater, S. Axelrad yang seorang sosiolog, dan J. Herma yang merupakan seorang psikolog.

B.      Konsep    :
Teori Ginzberg dikembangkan pada tahun 1951. Teori Ginzberg mempunyai tiga unsur, yaitu proses (bahwa pilihan pekerjaan itu adalah suatu proses), irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa dirubah atau dibalik), dan kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu kompromi antara faktor-faktor yang bermain, yaitu minat, kemampuan, dan nilai). Teori ini kemudian, pada tahun 1970, direvisi. Proses yang semula berakhir pada awal masa dewasa atau akhir masa remaja, kemudian dirumuskan bahwa tidak demikian halnya tetapi berlangsung terus. Mengenai irreversibilitas, adanya pembatasan pilihan tidak mesti berarti bahwa pilihan itu bersifat menentukan. Apa yang terjadi sebelum orang berumur dua puluh tahun mempengaruhi kariernya. Tersedianya kesempatan bisa saja menyebabkan orang berubah dalam pilihan pekerjaannya.
Konsep kompromi juga mengalami revisi sebagai hasil temuan-temuan risetnya. Konsep dasar tentang kompromi tetap, yaitu bahwa dalam pemilhan pekerjaan ada unsur kompromi. Hanya saja, hal itu bukan peristiwa sekali saja. Konsep optimisasi yang merupakan penyempurnaan teorinya berarti bahwa setiap orang berusaha mencari kecocokan paling baik antara minatnya yang terus mengalami perubahan, tujuan-tujuannya, dan keadaan yang juga terus berubah. Kompromi bersifat dinamis dan berlangsung seumur hidup .
Menurut Ginzberg, Ginzburg, Axelrad dan Herma (1951) perkembangan dalam proses pilihan pekerjaan mencakup tiga tahapan yang utama, yaitu fantasi, tentatif dan realistik.
1.       Masa Fantasi
Masa yang mencakup usia sampai kira-kira sepuluh atau dua belas tahun. Ciri utama dari masa ini adalah dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan, artinya asal pilih saja. Pilihannya tidak didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada, tetapi pada kesan atau khayalan belaka. Seperti, anak yang berumur lima tahun ingin menjadi tentara karena kegagahannya atau menjadi dokter karena dokter umumnya bermobil mewah dan penghasilannya besar.
2.       Masa Tentatif
Dalam masa tentatif pun, pilihan karier orang mengalami perkembangan. Mula-mula pertimbangan karier itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak dipertimbangkan. Anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan (kapasitas) melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kapasitas itu cocok dengan minatnya. Sewaktu anak bertambah besar, anak menyadari bahwa di dalam pekerjaan yang dilakukan orang ada kandungan nilai, yaitu nilai pribadi dan atau nilai kemasyarakatan bahwa kegiatan yang satu lebih mempunyai nilai dari padanya lainnya. Dalam masa tentatif, terdapat beberapa masa diantaranya masa transisi yaitu masa peralihan sebelum orang memasuki masa realistik. Dalam masa ini anak memadukan orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya, yaitu masa orientasi minat, orientasi kapasitas dan orientasi nilai.
3.       Tahap Realistik
a.       Masa Eksplorasi
Anak mulai melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya dalam kaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan atau untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
b.       Tahap Kristalisasi
Dalam kegiatan-kegiatan selama tahap eksplorasi, anak mungkin mencapai keberhasilan tetapi mungkin juga kegagalan. Pengalaman-pengalaman berhasil dan gagal ini ikut membentuk pola. Inilah tahap kristalisasi, ketika anak mengambil keputusan pokok dengan mengawinkan faktor-faktor yang ada, baik dari dalam diri (internal) maupun yang dari luar diri (eksternal).
c.       Tahap Spesifikasi
Saat tahap ini anak memilih pekerjaan spesifik, maksudnya pekerjaan tertentu yang khusus. Misalnya, jika anak memilih pekerjaan bidang pendidikan, ia akan mengkhususkan pilihannya itu pada pekerjaan guru dan bukan pekerjaan lain di bidang pendidikan. Di bidang keguruan, ia akan lebih khusus memilih guru dalam bidang studi apa.

C.      Karakteristik Teori Ginzberg :
Periode
Usia
Karakteristik
Fantasi
Masa kanak-kanak sebelum 11 tahun
1.    Tahap awal murni berorientasi pada bermain
2.    Menjelang akhir tahap ini bermain menjadi orientasi kerja
Tentatif
Awal masa remaja (usia 11 – 17 tahun)
1.    Proses transisi yang ditandai oleh pengenalan secara berangsur-angsur persyaratan kerja
2.    Pengenalan bakat, minat, kemampuan, imblan kerja, nilai dan persefektif waktu
Realistik
Pertengahan masa remaja ( usia 17 tahun sampai awal masa dewasa)
1.    Perintegrasian tugas dan minat
2.    Kelanjutan perkembangan nilai-nilai
3.    Spesifikasi pilihan okupasi
4.    Kristalisasi pola-pola okupasi
Keterangan :
1.   Masa Fantasi
Masa ini mencakup usia sampai kira-kira sepuluh atau dua belas tahun. dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan, artinya asal pilih saja. Pilihannya tidak didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada, tetapi pada kesan atau khayalan belaka.
2.   Masa Tentatif
Masa  tentatif mencakup usia lebih kurag 11 sampai 18 tahun. rAnak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan (kapasitas) melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kapasitas itu cocok dengan minatnya. Sewaktu anak bertambah besar, anak menyadari bahwa di dalam pekerjaan yang dilakukan orang ada kandungan nilai, yaitu nilai pribadi dan atau nilai kemasyarakatan bahwa kegiatan yang satu lebih mempunyai nilai dari padanya lainnya.
3.   Tahap Realistik
a.   Masa Eksplorasi
Anak mulai melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya. Penilaian yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kerja ini mengental dalam bentuk pola-pola vokasional yang jelas.
b.   Tahap Kristalisasi
Anak mengambil keputusan pokok dengan mengawinkan faktor-faktor yang ada, baik yang dari dalam diri (internal) maupun yang dari luar diri (eksternal). Karena adanya tekanan keadaan ini, memaksa anak untuk pada akhirnya mengambil keputusan.
c.   Tahap Spesifikasi
Anak memilih suatu bidang pekerjaan spesifik, maksudnya pekerjaan tertentu yang khusus.

D.      Aplikasi dalam Bimbingan Karier
1.    Fantasi
Tahap fantasi mencakup usia kira-kira <12 tahun atau bisa dikatakan anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Pada tahap ini karir tersebut masih sebatas angan, khayalan, imajinasi atau fantasi dari individu tersebut. Bisa dikatakan dalam menentukan cita-citanya anak SD atau yang berusia dibawah 12 tahun cenderung bersifat bersifat sembarangan, pilihan tersebut tidak didasarkan pada pertimbangan yang matang mengenai kenyataan yang ada tetapi pada kesan yang diterima terhadap cita-cita tersebut. Misalnya seorang anak berusia 5 tahun yang ingin menjadi polisi karena kegagahannya dan keberaniannya. Anak seperti percaya bahwa ia dapat menjadi apa saja dan ini berdasarkan kesan yang diperolehnya mengenai lingkungan sekitar.
Pada kasus diatas seorang konselor dapat membantu anak tersebut dengan cara memperlihatkan, menggambarkan atau menjelaskan tentang cita-citanya tersebut melalui bahasa ataupun gambar-gambar yang mudah dipahami anak dibawah usia 12 tahun tanpa membatasi cita-cita atau mimpi dari setiap individu tersebut karena tak dapat dipungkiri juga karir setiap individu bisa berawal dari mimpi-mimpi yang tidak realistik.
2.   Tentatif
Pada tahap tentatif usia berkisar antara 11 samai 18 tahun, siswa SMP dan SMA, yang didalamnya meliputi 4 tahap yaitu minat, kapasitas, nilai dan transisi. Pada tahap ini anak mulai menimbang-nimbang misalnya mempertimbangkan kemampuan atau kapasitasnya. Namun seringkali individu kurang dapat memahami hal tersebut untuk itu dapat dibantu oleh konselor melalui bimbingan karir dalam mengetahui bakat dan minat yang dimilikinya sesuai umurnya. Pada siswa SMA  di kelas X dapat dibantu dalam memilih jurusan yang diinginkan sesuai minat, kemampuan dan nilai yang dimilikinya.
3.   Realistik
Tahap ini berkisar >19 tahun atau usia saat perkuliahan atau bekerja. Masa ini bertahap meliputi eksplorasi, kristalisasi, dan spesifikasi. Selama masa realistic anak melakukan eksplorasi dan dengan menyatukan faktor internal dan eksternal, anak memasuki masa kristalisasi dimana anak harus sudah mengambil keputusan, selanjutnya anak memasuki masa spesifikasi yaitu mengambil keputusan yang khusus (spesifik) misalnya dibidang pendidikan, pekerjaan guru, guru SMP, guru SD atau bidang lain missal dokter, perawat, akuntan dan lain sebagainya.
Pada tahap ini konselor dapat membantu melalui layanan bimbingan karir agar dapat memahami potensi, bakat serta minat yang dimiliki untuk disesuaikan dengan pilihan karirnya.

DAFTAR PUSTAKA

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
html ( di unduh pada hari Jum’at, 22 Maret 2013 pukul 17.21 WIB )
hari Senin, 25 Maret 2013 pukul 07.54 WIB )

1 komentar: